Entah kenapa saya suka gambar landscape. Jenis fotografi ini selalu mengingatkan kita atas kebesaran Allah SWT dan selalu membuat kita bersyukur.. kita masih boleh menghirup udara pagi yang sejuk disertai lukisan cahaya karya-Nya. Semoga kita selalu diberikan rahmat dan berkat dari-Nya...
A good photograph is knowing where to stand. – Ansel Adams
Bagi saya fotografi landscape itu adalah jenis fotografi yang paling susah, sekaligus paling mudah…hah? . maksudnya mudah kerana Landscape itu ada di sekitar kita, dapat dilihat dengan mudah. TAPI, ada perbezaan yang sangat signifikan antara fotografi landscape “postcard” atau “kalender” dan Fotografi Landscape “Fine Art “. Kebanyakan orang berfikir bahwa fotografi landscape tidak memberikan effect yang besar. Arahkan kamera ke view yang luas, mencuba memasukan seluruh elemen yang dia lihat, tekan shutter, maka jadilah foto landscape yang membosankan; tidak ada perasaan dan emosi dari si fotografer.
Sedangkan pada fine art landscape, si fotografer mesti menjiwai dirinya dgn alam. Ia sedar bahwa angin, batu, gunung, pohon, rumput adalah Landscape. TAPI, ia tahu bahwa tugas dia adalah mengungkai elemen yang paling penting dan mewakili dari seluruh elemen yang ada ( jadi ingat belajar memahami bahasa alam.. Ia memilih elemen – elemen yang memperkuat POI (point of interest) dan tidak memasukan unsur yang memperlemah POI sebagus apapun elemen itu.
Inilah yang banyak menjadi kesalahan pada org baru. Mereka terlalu banyak memasukan elemen yang tidak perlu ( tapi mereka pikir itu perlu) dalam foto landscape mereka.
Inilah yang banyak menjadi kesalahan pada org baru. Mereka terlalu banyak memasukan elemen yang tidak perlu ( tapi mereka pikir itu perlu) dalam foto landscape mereka.
Langkah awal untuk mendalami fotografi landscape adalah menentukan secara tepat karakter dari landscape itu sendiri….mendefinisikan alam sebagai rasa tersendiri, secara subjektif. Ansel adams menyebut ini sebagai ” the personal statement”. Tidak ada aturan dalam hal ini. Boleh saja berupa pemandangan indah di ciwidey, bromo, cikoneng. Atau hanya permainan cahaya dan bayangan, tumpukan daun, gemercik air. Dalam hal ini, landscape bersifat sebagai benda yang statis dan tidak akan berubah dalam waktu beberapa minit. Jadi kita boleh membayangkan seperti apa jadinya gambar kita nanti. Karana cara kerja mata dan lensa adalah berbeza..iaitu antara subjektif dan objektif. Ansel menyebut ini ” previsualization”. Membayangkan foto yang akan diambil dan mengantisipasinya bahkan sebelum memegang kamera…
Both the grand and the intimate aspects of nature can be revealed in the expressive photograph. Both can stir enduring affirmations and discoveries, and can surely help the spectator in his search for identification with the vast world of natural beauty and the wonder surrounding him. – Ansel Adams
No comments:
Post a Comment